Mengapa Harus Pakai Radiator Coolant?

Overheat adalah kegagalan sistem pendingin mesin dan penyebab overheat bisa dari radiator mampet, water pump berkarat/korosi, adanya kebocoran saluran pendingin atau bisa juga dari motor kipas radiator yang tidak berfungsi.

Banyak pemilik kendaraan lebih memilih menggunakan air bersih yang didapat dari air minum mineral ataupun juga air accu biru, dan memang lebih baik dibanding menggunakan air sumur atau air PAM yang ternyata juga tidak bersih banyak mengandung lumut, lumpur ataupun zat besi.


Akan tetapi air yang bersih tersebut hanya memilik fungsi mendinginkan mesin tetapi tidak ada fungsi mencegah karat/korosi dan merawat sistem sirkulasi pendingin mesin.

Temperatur mesin yang tinggi dan pertemuan antar logam membuat saluran pendingin mesin mengalami korosi ataupun penyumbatan, dan air tidak mampu mengikat endapan karat/korosi tersebut. Karat/korosi akan membuat saluran kisi-kisi radiator menjadi mampet, dan kerja waterpump menjadi berat karena terhalang oleh korosi tersebut dan untuk pemakaian jangka panjang perawatan atau perbaikan akan menjadi lebih mahal.

Dan untuk solusinya bisa memakai radiator coolant yang merupakan cairan khusus yang dibuat untuk sistem pendingin mesin mobil yang menggunakan radiator. Cairan khusus ini berfungsi menaikan titik didih dari 100 derajat celcius menjadi 120 derajat celcius sehingga gejala overheat mesin bisa dihindari. 

Selain itu juga cairan ini berfungsi merawat metal dengan menetralisir karat/korosi sekaligus mengikatnya. Cairan ini juga memberikan efek melumasi bagian water pump sehingga kinerja dan umur pakai water pump bisa lebih lama. Radiator coolant ini bisa didapatkan di toko oli atau bengkel langganan Anda dengan beragam merek yang bisa dipilih.

Cara Pemakaian :
- Buang air radiator lama di mobil Anda.
- Gunakan Radiator Flush sebelum menggunakan radiator coolant.
- Tuangkan Radiator Coolant tanpa menambah sedikitpun air.
- Ganti dan Kuras Radiator minimal setahun sekali dan cek kebocoran.

» Read More...

Daihatsu, Suzuki, dan Nissan Lakukan "Recall" di Jepang

TOKYO, KOMPAS.com — Jelang akhir pekan lalu, tiga pabrikan mobil di Jepang, yakni Suzuki, Nissan, dan Daihatsu, melakukan pemanggilan untuk perbaikan atau recall di negeri sendiri. Di antara ketiga merek itu, jumlah recall Suzuki adalah yang terbesar karena secara total digabung dengan produk mereka di pasar India.
Di Jepang, Suzuki Motor Corp (SMC) melakukan recall terhadap 432.366 unit karena masalah kelainan pada sistem air conditioning. Hal ini disampaikan manajemen SMC dan Menteri Transportasi Jepang, seperti dikutip Dow Jones, akhir pekan lalu.

Hasil investigasi dari Menteri Transpotasi menunjukkan bahwa bagian yang rusak menyebabkan dua unit mengalami kebakaran. Sementara itu, pihak Suzuki tidak memberikan komentar apa pun dan menyebutkan detail produknya. Hanya dikatakan, recall ini untuk dua model produksi antara 2005 dan 2009.

Selain di Jepang, Suzuki Maruti India sebelumnya sudah melakukan hal yang sama pada kendaraan kecilnya, A-Star. Jumlahnya mencapai 100.000 unit. Pemicunya, terdapat kelainan pada bagian tangki bahan bakar.

Di lain pihak, Nissan Motor Co (NMC) mengatakan bahwa pihaknya juga melakukan recall terhadap 74.415 unit, termasuk yang berada di Mazda. Jumlah tersebut meliputi 10 model, di antaranya Cube, Tiida, dan March produksi 2007 dan 2008 karena problem kabel listrik yang menyambung ke mesin.

Pabrik mobil Jepang lainnya, Daihatsu Motor Co (DMC), juga melakukan recall terhadap 4 model dengan jumlah total 60.774 unit. Dua model di antaranya adalah Atrai dan Hijet yang disinyalir memiliki gangguan pada kabel elektrik di kantong udara.

SBT

» Read More...

BLADE VS JUPITER Z Versi Ottonetters





OTOMOTIFNET – Tes komparasi dua bebek andalan Yamaha dan Honda kali ini cukup istimewa (2-3/2) . Yang paling utama karena tester-nya bukan dari redaksi tapi datang dari para Otonetters (member Forum OTOMOTIFNET.com). Redaksi murni hanya sebagai “operator.”






Redaksi sebatas membantu menggunakan alat pengetesan seperti penggunaan racelogic dan bongkar pasang alat pengukur bahan bakar. Otonetters yang mendapat kesempatan menjadi tester adalah mereka yang mengajukan diri lewat thread komparasi dua bebek ini di Forum OTOMOTIFNET.com.



Dan yang kedua, yang membuat pengetesan ini menarik adalah pada objek pengetesan ini sendiri. New Jupiter Z dan Blade 110R merupakan line up tertinggi di kelas bebek 110cc. Keduanya mewakili persaingan abadi antara Honda dan Yamaha. Mau tahu hasilnya? Silahkan baca terus!



Pengetesan yang dilakukan kali ini hanya terkonsentrasi untuk mencari tahu konsumsi bahan bakarnya dan melihat seberapa baik performannya ketika berakselerasi. Sedang untuk fitur dan riding impression sudah di bahas sebelumnya lewat sesi test ride bersamaan dengan kopdar Otonetters Moto Rider (OMR) – komentar para tester dapat dilihat di sini dan di sini.



Konsumsi Bahan Bakar

Pengetesan konsumsi bahan bakar dilakukan dengan mengukur jarak yang bisa ditempuh dengan seperempat liter pertamax. Bahan bakar yang diukur tepat 0,25 liter ditempatkan dalam sebuah botol di luar tanki dan tiap tester diharuskan mengendarai dua bebek ini sampai bahan bakarnya benar-benar habis.



Pada pengetesan ini ada dua tester yang melakukan pengetesan yaitu Kireei dan Bintang Pradipta. Tiap tester berhak mencoba New Jupiter Z dan Blade 110R dan hanya diperbolehkan berkendara di kecepatan maksimal 60 km/jam dengan cara berkendara sangat halus. “Disepakati untuk tidak buka tutup gas dengan agresif,” ungkap Kireii, ketua Jakarta Satria Club yang sehari-hari geber Suzuki FU 150 ini.



Pengetesan yang dilakukan diatas jam 11 malam ini juga didukung oleh kondisi lalu lintas yang sudah lengang. “Tidak banyak kendaraan lain yang menghalagi jalan, semakin malam semakin sepi,” lanjut Bintang Pradipta sambil menyebutkan pengetesan Honda Blade berlangsung sekitar pukul 11 sampai 1 malam sedang New Jupiter dari jam 1 sampai jam 3 malam.



Dari tes malam itu didapatkan hasil sebagai berikut:



Honda Blade 110R

1. Kireii :

Jarak tempuh = 16,5 kilometer

Konsumsi bahan bakarnya (16,5x4) = 1:66



2. Bintang Pradipta :

Jarak tempuh = 14 kilometer

Konsumsi bahan bakarnya (14x4) = 1:56



Yamaha New Jupiter Z

1. Kireii :

Jarak tempuh = 15,4 kilometer

Konsumsi bahan bakarnya (15,4x4) = 1:61,6



2. Bintang Pradipta :

Jarak tempuh = 14,5 kilometer

Konsumsi bahan bakarnya (14,5x4) = 1:58



Tes Akselerasi

Tes kedua yang dilakukan adalah tes akselerasi. Pada pengetesan ini digunakan alat Racelogic yang berbasis GPS untuk mengukur waktu yang dibutuhkan ketika menempuh jarak 100 meter, 201 meter dan 402 meter, serta ketika menempuh kecepatan dari 0 sampai 60 km/jam dan dari 0 sampai 80 km/jam.



Dalam pengetesan akselerasi ada tiga tester yang berpartisipasi yaitu, Kireii, Bintang Pradipta ditambah satu orang lagi yaitu Spidlova. Tiap tester berhak melakukan tiga kali run dan data yang bisa dilihat di bawah ini merupakan hasil terbaik dari masing-masing tester.



Honda Blade 110R

Spidlova

0-100 m = 09.5 s

0-201 m = 14.5 s

0-402 m = 22.8 s

0-40 km/jam = 04.7 s

0-80 km/jam = 14.2 s

0-100-0 km/jam = ----



Bintang

0-100 m = 09.4 s

0-201 m = 16.2 s

0-402 m = 26.4 s

0-40 km/jam = 03.9 s

0-80 km/jam = 14.1 s

0-100-0 km/jam = ----



Kireii

0-100 m = 09.4 s

0-201 m = 14.4 s

0-402 m = 22.8 s

0-40 km/jam = 04.5 s

0-80 km/jam = 12.9 s

0-100-0 km/jam = ----



Yamaha New Jupiter Z

Spidlova

0-100 m = 09.4 s

0-201 m = 14.4 s

0-402 m = 26.1 s

0-40 km/jam = 04.5 s

0-80 km/jam = 15.4 s

0-100-0 km/jam ----



Bintang

0-100 m = 09.1 s

0-201 m = 14.2 s

0-402 m = 22.8 s

0-40 km/jam = 03.8

0-80 km/jam = 14.5 s

0-100-0 km/jam = ----



Kireii

0-100 m = 08.5 s

0-201 m = 13.4 s

0-402 m = 21.8 s

0-40 km/jam = 03.4 s

0-80 km/jam = 13.4 s

0-100-0 km/jam = ----



Untuk diskusi lebih jauh tentang pengetesan ini silahkan bergabung dalam thread komparasi New Jupiter Z dan Blade 110R. 



Spesifikasi Tester

kireii : 37 kg / 158 cm

Bintang Pradipta : 65 kg / 178 cm

Spidlova : 65 kg / 174 cm


Penulis: Tim OTOMOTIFNET.com





Sumber : otomotifnet.com

» Read More...

Menggunakan Transmisi Matik Secara Benar

Saking nyamannya transmisi matic di tengah-tengah kemacetan lalu lintas kota yang makin padat, banyak pengemudi membiarkan gigi pada posisi “D”. Untuk berhenti menunggu lampu merah, pengemudi hanya mengandalkan rem.

Penggunaan transmisi otomatik seperti itu, akan mempercepatnya rusak. Pasalnya, ketika posisi gigi di “D”, komponen transmisi, seperti kopling masih tetap bekerja.

Karena itulah, bila menggunakan transmisi otomatik, tangan tetap harus bekerja. Hanya kaki yang benar-benar istirahat.

Ketika berhenti menunggu lampu merah, sebaik geser posisi transmisi ke “N” yang berada di atas “D”. Dengan ini demikian, beban mesin berkurang dan kopling basah pada transmisi tidak saling bergesek (meregang). Selanjutnya, daya tahan atau umur pakai kopling tersebut lebih lama. Begitu juga dengan ATF (automatic transmission fluid)-nya.

Kopling tersebut harus dicegah cepat habis. Pasalnya, biaya untuk “operasi” transmisi ini cukup mahal bila diperlukan penggantian. Begitu juga dengan biaya ATF dan ongkos kerja. Di samping itu, bila kopling masih oke, Andda bisa tancap gas dengan mantap. Bila tidak, mobil akan loyo saat digeber dan dipastikan konsumsi bahan bakar ikut boros. Pasalnya, pedal gas diinjak lebih dalam namun mobil tidak bisa ngacir!

Mengeser transmisi ke posisi “N” saat berhenti juga membantu mengurangi kampas rem cepat habis atau aus. Pasalnya, bila tetap di “D”, berarti masih ada tenaga dari mesin, namun gerakan mobil ditahan oleh rem.

Untuk mencegah rem cepat habis, ketika meluncur di turunan, sebaiknya menggunakan gunakan posisi “D” untuk transmisi lama yang masih dilengkapi dengan tombol overdrive. Namun bila tidak lagi menggunakan tombol overdrive, geser atau tekan tombol D3. Bisa juga menggunakan “2”.

Jadi, pemeliharaan transmisi otomatik tidak hanya dengan penggantian ATF secara teratur, juga ditentukan cara mengoperasikannya. Malah bila cara menggunakan tidak tepat, justru mempercepatnya rusak! Kenyamanan pun berubah menjadi kekesalan!

» Read More...

3.240 Honda City di Indonesia akan Ditarik



Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 3.240 sedan Honda City produksi tahun 2007 sampai 2008 yang beredar di Indonesia akan ditarik untuk perbaikan (recall), sedangkan sedan buntung (hatchback) Honda Jazz tidak terkena program tersebut.
Siaran pers agen tunggal pemegang merek, PT Honda Prospect Motor (HPM) menyebutkan, program penarikan untuk perbaikan Honda City tersebut akan dilakukan mulai 1 Maret sampai 30 Februari 2010.

Program tersebut terjadi seiring dengan temuan 19 kasus di Irlandia, Amerika Serikat, Inggris dan Afrika, yaitu Honda Jazz yang menggunakan komponen power window master switch"dari Omron meleleh dan mengeluarkan asap ketika terkena air dalam jumlah banyak, akibat hubungan arus pendek.

Kendati demikian, HPM menyatakan Honda Jazz/Fit -- yang diproduksi tahun 2002 sampai 2008 -- yang beredar di Indonesia tidak menggunakan komponen dari Omron tersebut, tapi menggunakan komponen yang diproduksi Toyo Denso yang memiliki desain berbeda dari Omron.

Oleh karena itu HPM dan Honda Motor Co. Ltd menyatakan bahwa tidak ada satu pun produk Honda Jazz di Indonesia yang terkena program recall. Selain Indonesia, beberapa negara seperti Jepang, Thailand dan Australia juga dipastikan tidak melakukan recall untuk produk Honda Jazz di negara masing-masing.

Sedangkan untuk sedan Honda City, sampai saat ini, tidak ada satu pun kasus yang dilaporkan sehubungan dengan komponen power window main switch di seluruh dunia.

Namun, telah diidentifikasi Honda City produksi tahun 2007 sampai dengan 2008 yang beredar di Indonesia menggunakan power window master switch yang diproduksi Omron dan jumlahnya mencapai 3.240 unit. Sedangkan untuk All New Honda City yang diluncurkan di Indonesia pada November 2008 tidak termasuk dalam model yang terindentifikasi.

HPM akan melakukan penarikan untuk perbaikan mulai 1 Maret sampai 30 September 2010.

"Program penarikan untuk perbaikan terhadap Honda City merupakan kewajiban produsen untuk memastikan bahwa produk kami yang ada di tangan pelanggan selalu berada dalam kondisi yang sesuai dengan standar mutu yang diinginkan produsen," ujar Presdir HPM Yukihiro Aoshima.

Ia berjanji pihaknya akan selalu melakukan evaluasi berkesinambungan terhadap setiap produk sebagai bagian dari komitmen produsen mobil tersebut dalam menjaga kualitas.

Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual Jonfis Fandy menambahkan konsumen yang mobilnya teridentifikasi tetap dapat menggunakan mobil seperti biasa, sebelum diperbaiki secara gratis dengan menunjukkan bukti kepemilikan kendaraan yang sah.
(R016/B010)

» Read More...

Mencegah Penyakit Mobil Saat Musim Hujan Tiba


Bukan hanya membasahi mobil atau bisa menyebabkan banjir, hujan juga berpotensi menyebabkan masalah pada kendaraan Anda. Untuk itulah Anda perlu melakukan serangkaian langkah pencegahan usai hujan turun

Seperti tubuh manusia, mobil yang kotor rentang dihinggapi berbagai ‘penyakit’. Mulai dari ‘penyakit kulit’ seperti bercak jamur di permukaan cat, sampai batuk-batuk akibat kelembaban yang menyerang komponen pengapian di ruang mesin. Risiko ini semakin besar di musim hujan seperti sekarang.

Mencegahnya, Anda perlu sering-sering mencuci mobil. Namun ini adalah kondisi ideal yang belum tentu bisa selalu dijalankan, akibat keterbatasan waktu. Ada baiknya Anda mengikuti beberapa tips pencegahan ini, agar mobil Anda terhindar dari masalah seperti bau kabin tak sedan atau bodi berkarat.
Bilas dengan air
Kotoran jalanan akan menempel di bodi mobil ketika berkendara di musim penghujan seperti sekarang. Tak ada salahnya untuk membilas bodi setelah berkendara saat hujan turun. Apalagi bila hujan hanya turun sesaat yang membuat mobil langsung kotor dan kering kembali.

“Untuk mencegah agar bodi tidak menjadi baret, jangan menggunakan lap atau spons pencuci. Anda hanya perlu membilas bodi dengan menyemprotkan air menggunakan slang sambil diusap dengan tangan. Tangan Anda yang lebih sensitif akan membuat debu atau pasir yang menempel lebih cepat teringkir ketimbang menggunakan lap atau spons,” ungkap Hanny Pasla, detailer dari salon mobil Hyperblack di bilangan Antasari, Jakarta Selatan.

Cuci bodi
Bila waktunya memungkinkan, Anda dapat mencuci mobil dengan lebih teliti. Namun hal ini tidak perlu dilakukan setiap kali hujan turun, cukup 3 sampai 5 hari sekali. Selebihnya, hanya perlu membilasnya dengan air atau didiamkan hingga Anda memiliki waktu senggang untuk mencuci mobil.

Saat mencuci mobil pun ada beberapa bagian yang perlu mendapat perhatian. Misalnya untuk bagian depan mobil, di bagian kisi-kisi kondensor AC. Lekukannya membuat kotoran lebih mudah hinggap, apalagi bila Anda beru melewati genangan air.

Dan sebaiknya, mencuci mobil tidak dilakukan saat sore hari menjelang malam. Pasalnya, mobil akan sulit kering sempurna dan kelembaban ini berisiko menimbulkan korosi akibat pengeringan yang kurang sempurna.
Cuci kolong
Mencuci bagian bawah mobil merupakan suatu keharusan. Dengan cara ini, kotoran pasir di balik sepatbor dapat dibersihkan. Di celah inilah korosi dapat dengan mudah timbul karena kelembaban lebih mudah tersimpan di antara tumpukan kotoran.

Lapisan cat atau antikarat yang terkelupas juga membuat bagian ini rentan terserang korosi. Bagian kolong juga mudah tergores akibat terkena lontaran batu kerikil saat mobil melaju.

Selain itu, banyak komponen di kolong mobil yang bisa terdeteksi lebih dini bila mengalami kerusakan, seperti tabung knalpot, sasis, sokbreker hingga batang arm. Apalagi di bagian-bagian ini kerap tersangkut benda-benda asing seperti plastik atau rumput.

Keringkan mesin
Perubahan suhu dalam waktu seingkat, membuat kabel kelistrikan menjadi mudah getas. Untuk itu, tak ada salahnya untuk menjaga agar mesin tetap kering dan usia kabel kelistrikan di mesin dapat bertahan lama.

Belum lagi dengan sil karet pada sambungan kabel kelistrikan. Hubungan pendek dapat mudah terjadi bila sil telah rusak atau sudah mulai getas.
Waxing
Untuk melindungi cat kendaraan, waxing juga perlu dilakukan. Apalagi dalam musim penghujan, proses ini perlu dilakukan setiap 5 sampai 8 kali pencucian. Pasalnya, wax yang baik tak bisa bertahan dalam beberapa kali proses pencucian mobil. Ciri lain mobil perlu di-waxing, ketika tetesan air sudah tidak seperti berada di daun talas.

Bersihkan karpet
Sepatu yang basah dapat membuat karpet dalam mobil menjadi basah pula. Apalagi bila mobil Anda belum dilengkapi dengan karpet tambahan yang berbahan karet. Untuk mencegah terjadinya kelembaban dan bau tak sedap, tak ada salahnya untuk segera mengeringkan karpet dalam mobil.

» Read More...

Panduan Memilih Oli Mesin

Salah satu fungsi utama oli mesin adalah untuk mengurangi keausan yang disebabkan adanya gesekan atau friksi antar dua komponen mesin yang bergerak atau bergesekan satu sama lain. Makin kecil koefisien gesek suatu oli mesin, maka pelumasan semakin baik dan keausan semakin kecil.

Kekentalan suatu oli mesin merupakan sifat fisik oli yang cukup penting. Namun terkadang masih banyak Otomania salah mengartikan kekentalan/SAE suatu oli mesin . Bahkan tidak jarang mitosnya lebih menonjol ketimbang faktanya!

Kekentalan oli ini dari hasil uji yg dilakukan di Laboratorium Lemigas terhadap berbagai merek yg beredar di pasaran. Semoga hal ini menjadi pencerahan bagi Kita semua dan tidak keliru lagi memaknai kode SAE suatu oli mesin.
Hal-hal yang perlu dipahami tentang kekentalan atau SAE oli mesin.

1. Kekentalan atau SAE suatu oli mesin bukanlah ukuran mutu suatu oli. SAE hanyalah sebagai pembeda suatu oli mesin berdasarkan tingkat sifat kekentalannya .

2. SAE rendah (encer) tidak identik dengan mutu yg lebih baik dibandingkan yg kental.

3. Makna sesungguhnya dari kode SAE bukanlah sekedar encer atau kental, tetapi lebih berkaitan pada kemampuan oli tersebut beradaptasi pada suhu rendah dan tinggi.

4. Contohnya: Kode SAE 20W50 makna dibalik kode ini sebenarnya, suatu oli yg memiliki kemampuan (telah lulus uji) pada suhu (minus) -10 C dan bisa dialirkan di dalam mesin sampai suhu -20 C dan memiliki minimum keketalan tertentu pada suhu tinggi 150 C (HTHS).

5. Untuk SAE 10W40 , lulus uji sampai – 30 . Semakin kecil angka SAE dengan huruf W semakin dingin suhu ujinya dan sebagainya.

6. Untuk di Indonesia sejatinya menurut lembaga API berapapun kode SAE bisa dipakai tanpa mesti khawatir bermasalah dimesin. Dan lebih utama adalah SAE 20W50,10W40. Namun untuk ”performa/kinerja” mesin-mesin moderen, oli yang lebih encer menjadi layak dipertimbangkan.

7. Pada umumnya oli kental + additif friksi dan anti aus yg bagus, lebih memiliki sifat perlindungan yang lebih baik pada mesin dibandingkan yg encer. Kalau cuma kental saja tapi additifnya jelek tidak berpengaruh. Oli encer lebih mendukung pada performa dan irit bensin, namun kekurangannya relatif kurang baik pada perlindungan mesin. Dan cenderung memperpendek usia mesin.

8. Keketalan/SAE bukanlah satu-satunya hal yg mendukung kinerja dan perawatan mesin. Kandungan additif pada oli lebih menentukan baik tidaknya perawatan mesin.

Dari hasil pengujian alat SRV (Swingung, Reibung, Verschelis), suatu alat uji yang digunakan untuk menguji kemampuan oli mesin dalam melindungi komponen mesin dan uji gaya friksi (gesek) dan mengacu pada sifat pelumasan batas (pelumasan pada saat kritis, misalnya saat starter sampai kondisi optimal mesin), di Puslitbangtek Lemigas, Divisi Aplikasi, menunjukkan bahwa gaya friksi (gesekan) dan aus nya mesin lebih ditentukan faktor keberadaan additif dibandingkan faktor kekentalan oli mesin itu sendiri.

» Read More...

Blog ini di jual senilai 300k.. minat hub 08562954111

Best Artikel

Blog Archive

Powered by Blogger.