Honda Beat Siap Geser Dominasi Mio

Jakarta-PT Astra Honda Motor (AHM), produsen sepeda motor Honda melansir Beat– “adik” Vario untuk mematahkan dominasi Yamaha di segmen skutis (skuter otomatis), Jumat (6/6). Lewat produk baru ini, AHM berambisi meraih pangsa pasar skutis sebesar 45 persen atau menjadi nomor satu di segmen itu.
Johannes Loman, Marketing Director AHM, memaparkan hingga April 2008 pangsa pasar Honda di segmen ini baru 26,3 persen. Dengan produk ini, Honda diharapkan bisa mencapai target pada akhir tahun. Menurutnya, potensi pasar skutis tahun ini akan mencapai 23 persen dari total pasar sebesar 5,2 juta unit. “Ini produk yang pas buat anak muda, namun lebih ekonomis dari segi pemakaian bahan bahan bakar dan harga,” ujarnya.

Beat yang dibanderol Rp 12 juta itu tampil lebih ringkas ketimbang kakaknya, namun masih menggunakan mesin yang sama, yakni mesin CVT 4-tak, 110cc dengan standar emisi euro 2.
Skutis ini sebelumnya telah hadir lebih dulu di Thailand dengan nama Icon. Seperti di Thailand, di Indonesia, Beat diposisikan sebagai skutis untuk perempuan. Oleh sebab itu tinggi dudukan jok dipangkas agar lebih pendek dibanding Vario. Begitu pula Beat tidak menggunakan radiator tapi kipas untuk sistem pendinginnya.
Dengan inovasi ini, Honda berharap Beat bisa ditekan harganya sehingga lebih kompetitif dalam menghadapi lawan-lawan di segmen itu. Tak heran jika Beat ditargetkan terjual rata-rata 40.000 unit yang terjual.
Menyinggung soal kenaikan harga BBM, Johanes yakin hal itu tidak mengubah target penjualan Honda yang yang dipatok 2,4 juta hingga 2,6 juta unit, atau menguasai sekitar 50 persen pangsa pasar nasional selama 2008 ini. “Kami masih optimistis kenaikan BBM tidak akan berdampak besar dan target itu akan terlampaui,” ujarnya yakin.
Keyakinan Johanes itu tak dipungkiri berkat kehadiran beberapa model baru yang sebelumnya telah diluncurkan hingga akhir tahun ini. Setelah New Revo dan CS 1, Beat, gosipnya AHM juga akan melepas motor sport baru (New Mega Pro), dan bebek 135 cc.
Kenaikan BBM, menurut Johanes, justru memberi dampak positif secara tidak langsung. Ini dikarenakan sepeda motor merupakan sarana transportasi yang menguntungkan jika dibanding mobil, bahkan jika naik angkutan umum. Selain itu, ada kecenderungan peningkatan daya beli masyarakat di luar Jawa sebagai akibat kenaikan harga komoditas perkebunan.
“Penjualan motor Honda saat ini di luar Jawa meningkat. Kenaikan penjualan motor Honda di Sumatera, Bali, dan Kalimantan, mencapai 60-70 persen. Di Jawa hanya 30-an persen,” jelasnya. (tot)

sumber : www.sinarharapan.co.id

0 comments:

Post a Comment

Blog ini di jual senilai 300k.. minat hub 08562954111

Best Artikel

Blog Archive

Powered by Blogger.